Wayang kulit sendiri memiliki ciri khas menggunakan lakon berdasarkan nama daerahnya. Seperti di tanah Jawa, dapat diketahui beberapa lakon yang terkenal seperti Arjuna, Sadewa, Gareng, dan Kresna. Dari karakter itu juga punya sifat yang berbeda serta dapat menjadikan wayang kulit memiliki keunikan tersendiri didalam setiap penampilannya.
Istri Prabu Basudewa ada tiga orang. Istri pertamanya bernama Dewi Maerah, lalu yang kedua Dewi Mahindra, dan yang ketiga Dewi Badraini. Dengan Dewi Mahindra, Basudewa mendapat anak kembar, Kakarasana dan Narayana. Kakrasana kelak menggantikan kedudukan ayahnya sebagai raja Mandura dengan gelar Prabu Baladewa, sedangkan Narayana menjadi raja di
Hal itu amat mecemaskan Dewi Kunti. Mereka itu Yudistira, Bima, Arjuna, dan si kembar Nakula dan Sadewa anak si Madrim yang mulai beranjak dewasa begitu sabar dan bijaksana menghadapi segala persoalan yang menimpa kerajaan Indraprasta. Sejauh ini pemerintahan kerajaan Indraprasta telah berjalan dengan sangat baik.
Garwane nakula kekasih Dewi Srengginiwati kang banjur peputra Dewi Sri Tanjung. Dene Sadewa nggarwa Dewi Srenggini kang sateruse peputra Bambang Widapeksa (Suwidapaksa). Dewi Srengganawati lan Srenggini iku putrane Sang Hyang Badawanganala, dewane bulus, ing Narmada Wailu.
Dari perkawinan tersebut, ia berputra dua orang kembar yang diberi nama Nakula dan Sadewa. Dewi Madrim berwatak penuh belas kasih, setia, sabar. Dewi Madrim begitu sayang kepada saudaranya Narasoma. Ketika Narasoma diusir ayahnya, ia memilih menemani kakaknya itu pergi mengembara. Pengembaraan itu hingga sampai di Mandura.
nuyCyl.
cerita wayang sadewa bahasa jawa